- Beranda
- Tentang Kami
- Kampanye
- Kawasan
- Tema
- Bahan bakar nabati
- Keadilan iklim
- Masyarakat pesisir dan perikanan
- Bencana
- Ekonomi & Hutang
- Energi
- Penamanan modal asing
- Hutan dan kebakaran hutan
- Hak asasi manusia
- Masyarakat Adat
- Lembaga Keuangan Internasional
- Tanah dan ketahanan pangan
- Hukum
- Pertambangan, minyak & gas
- Perkebunan skala besar
- Politik & demokrasi
- REDD
- Otonomi daerah
- Transmigrasi
- Perairan dan waduk
- Perempuan
- Publikasi
- Link
- Kontak
Kategori terkait
Artikel terkait
Buletin DTE
Berlangganan buletin DTE
Para ilmuwan terkemuka meminta peninjauan ulang kebijakan agrofuel – tapi akankah Komisi memperhatikannya pada tahun 2012?
Menurut sebuah opini yang dikeluarkan oleh sebuah panel 19 ilmuwan terkemuka Eropa, target yang berlaku untuk agrofuel (bahan bakar nabati) dan bentuk bioenergi (energi hayati) lainnya didasari pada perhitungan karbon yang “cacat” dan potensi dampaknya…sangat besar”.[1]
Panel tersebut, yang dibentuk oleh Komite Ilmiah dari Badan Lingkungan Hidup Eropa (Pengawas Lingkungan Uni Eropa (UE)) pada September tahun ini menyatakan bahwa “legislasi yang mendorong substitusi bahan bakar fosil dengan bioenergi, tanpa memandang apa pun sumber biomassa-nya, bahkan dapat menyebabkan peningkatan emisi karbon, yang mempercepat pemanasan global”.[2] Panel tersebut meminta UE untuk merevisi peraturan bioenerginya untuk memanfaatkan dengan cerdas agrofuel yang berkinerja terbaik, sambil menyampaikan peringatan bahwa sebuah opsi alternatif yang saat ini sedang dipertimbangkan UE untuk meningkatkan ambang batas penghematan emisi [3] agrofuel tidak akan efektif dalam melakukan mitigasi Perubahan Penggunaan Tanah Secara Tak Langsung (ILUC).
Dalam sebuah perkembangan yang berbeda pada Oktober tahun ini, sebuah kelompok yang terdiri dari hampir 200 ilmuwan dan ekonom (yang diorganisasi oleh Persatuan Ilmuwan Peduli (The Union of Concerned Scientists[4])) yang memiliki keahlian terkait dengan iklim, energi, dan penggunaan lahan menulis sebuah surat keprihatinan kepada Komisi Eropa (KE) yang mendesak KE untuk mempertimbangkan dampak-dampak ILUC yang disebabkan oleh produksi agrofuel. Surat tersebut menyatakan: “Tanpa menangani perubahan penggunaan tanah, target Uni Eropa untuk adanya energi terbarukan dalam transportasi mungkin bisa gagal dalam mengembangkan penghematan karbon yang sesungguhnya di dunia nyata. Hal tersebut dapat berakhir hanya sebagai sebuah latihan di atas kertas yang mempromosikan deforestasi yang meluas dan harga pangan yang makin meninggi.”[5] Surat tersebut mengakui bahwa ada ketidakpastian dalam menilai besarnya emisi ILUC dengan pasti tetapi dengan jelas menyatakan bahwa ketidakpastian itu bukan lagi merupakan sebuah alasan untuk tidak adanya aksi, dengan menjelaskan bahwa, “Semua studi mengenai perubahan penggunaan tanah mengindikasikan bahwa emisi yang terkait dengan ekspansi biofuel bersifat signifikan dan bisa jadi cukup besar.”[6]
Komisi Eropa saat ini tengah melaksanakan sebuah penilaian tentang dampak-dampak perubahan penggunaan tanah dari agrofuel, yang didasari oleh penyelidikan ilmiah yang lebih terdepan yang dilaksanakan tahun ini[7], dan diharapkan dapat memberikan pilihan bagi reformasi kebijakan yang akan meminta persetujuan para pemerintah di UE dan pembuat undang-undang pada akhir Januari 2012 ini. Terlepas dari hasil penilaian tersebut, ada laporan bahwa legislasi UE yang akan memperkenalkan faktor-faktor ILUC terkait bahan baku tertentu (pilihan paling efektif berdasarkan pertimbangan untuk mengendalikan dampak-dampak yang merusak dari ILUC) mungkin tak akan muncul sampai tujuh tahun lagi dan tidak ada indikasi bahwa mandat agrofuel akan dikurangi.[8] Sambil merenungkan resolusi Tahun Barunya pekan ini, Komisi Eropa dan para pembuat kebijakan UE harus mempertimbangkan tugas mereka, berdasarkan prinsip pencegahan dini, untuk memberi perhatian terhadap kekhawatiran ilmiah dan bertindak segera untuk mereformasi kebijakan agrofuel Eropa yang terlalu menggebu-gebu dan sudah ketinggalan zaman.
Untuk informasi lebih banyak, lihat Info Terkini Agrofuel DtE, Desember 2011.
[1] Komite Ilmiah Badan Lingkungan Hidup Eropa. 15 September 2011. Opini Komite Ilmiah EEA tentang Penghitungan Gas Rumah Kaca dalam Kaitannya dengan Bioenergi. Dapat dilihat di: http://www.eea.europa.eu/about-us/governance/scientific-committee/sc-opinions/opinions-on-scientific-issues/sc-opinion-on-greenhouse-gas/at_download/file
[2] Ibid.
[3] Untuk informasi lebih lanjut tentang ‘ambang batas penghematan emisi’ lihat Info Terkini Kebijakan Agrofuel DtE, Juli 2011. Untuk informasi lebih lanjut tentang isu-isu seputar ‘ambang batas penghematan emisi’ sebagai suatu pendekatan kebijakan lihat Opini Komite Ilmiah EEA tentang Penghitungan Gas Rumah Kaca Terkait dengan Bioenergi, halaman 7.
[4] Persatuan Ilmuwan Peduli (The Union of Concerned Scientists) adalah kelompok nirlaba AS yang telah mengambil posisi dalam perubahan penggunaan tanah secara tak langsung dalam beberapa pernyataan kepada badan-badan lainnya. Untuk informasi lebih lanjut silakan kunjungi: http://www.ucsusa.org/about/
[5] Pernyataan Para Ilmuwan dan Ekonomi Internasional tentang Biofuel dan Penggunaan Tanah: Surat untuk Komisi Eropa. Oktober 2011. Dapat dilihat di: http://www.ucsusa.org/assets/documents/global_warming/International-Scientists-and-Economists-Statement-on-Biofuels-and-Land-Use.pdf
[6] Pernyataan Para Ilmuwan dan Ekonomi Internasional tentang Biofuel dan Penggunaan Tanah: Surat untuk Komisi Eropa. Oktober 2011. Dapat dilihat di: http://www.ucsusa.org/assets/documents/global_warming/International-Scientists-and-Economists-Statement-on-Biofuels-and-Land-Use.pdf
[7] Untuk informasi lebih banyak tentang studi-studi yang diamanatkan oleh KE pada tahun 2011, lihat Info Terkini Agrofuel DtE, Desember 2011, dapat dilihat di: /node/943
[8] Reuters AS. INFO TERKINI 1 – Target bioenergi didasari oleh ilmu pengetahuan yang lemah. 14 September 2011. Dapat dilihat di: http://www.reuters.com/article/2011/09/14/eu-biofuels-idUSLDE78D0FN20110914