- Beranda
- Tentang Kami
- Kampanye
- Kawasan
- Tema
- Bahan bakar nabati
- Keadilan iklim
- Masyarakat pesisir dan perikanan
- Bencana
- Ekonomi & Hutang
- Energi
- Penamanan modal asing
- Hutan dan kebakaran hutan
- Hak asasi manusia
- Masyarakat Adat
- Lembaga Keuangan Internasional
- Tanah dan ketahanan pangan
- Hukum
- Pertambangan, minyak & gas
- Perkebunan skala besar
- Politik & demokrasi
- REDD
- Otonomi daerah
- Transmigrasi
- Perairan dan waduk
- Perempuan
- Publikasi
- Link
- Kontak
Kategori terkait
Artikel terkait
Buletin DTE
Berlangganan buletin DTE
Perkebunan, stasiun pengisian bahan bakar dan pembangkit listrik
Bagaimana kelapa sawit yang diproduksi di Indonesia mencapai sistem transportasi dan listrik Eropa
DTE 96-97, Desember 2013
Informasi berikut ini umumnya diambil dari Mapping and understanding the UK palm oil supply chain (Memetakan dan memahami rantai pasokan minyak sawit Inggris), laporan Proforest, bulan April 2011 untuk pemerintah Inggris.
Dari perkebunan ke kilang
Minyak sawit berasal dari buah pohon kelapa sawit (Elais guineensis) yang tumbuh di perkebunan di Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Buah tersebut, yang disebut Tandan Buah Segar (TBS) dalam industri tersebut, dipanen sepanjang tahun dan dihancurkan di kilang, biasanya terletak di dalam atau dekat perkebunan, untuk mengekstrak minyak sawit mentah (CPO) dari bagian daging buah tersebut. Inti sawit juga dipisahkan dari buahnya, diekstraksi dari biji sawit (palm nuts) dan dihancurkan untuk mengekstrak minyak inti sawit (palm kernel oil – PKO). Selain itu, bungkil inti sawit (palm kernel expeller or meal, PKE or PKM) juga diproduksi dari proses penghancuran inti. Residu lainnya (cangkang sawit, serabut sawit dan tandan buah kosong (TBK)), juga dimanfaatkan, yang beberapa di antaranya dapat digunakan untuk membangkitkan listrik di kilang tersebut. Serabut dan tandan buah kosong tidak dijual di pasar komoditas.
Dari kilang ke stasiun pengisian bahan bakar: biodiesel untuk bahan bakar transportasi
Produk-produk utama yang dapat dipasarkan dari kilang adalah: minyak – minyak sawit mentah (Crude palm oil, CPO) dan minyak inti sawit (palm kernel oil, PKO) dan bungkil inti sawit (palm kernel meal (PKE/PKM). Semua ini menjadi bahan mentah bagi berbagai jenis produk di sektor pangan, kosmetika, pembersih, pakan hewan dan industri serta menjadi bahan baku untuk bahan bakar pembangkit listrik dan transportasi di Eropa.
Proses utama dalam pemrosesan produk-produk di kilang yang digunakan dalam transportasi di Eropa adalah sebagai berikut:
CPO & PKO -> penyulingan (proses transesterifikasi) -> PME (biodiesel minyak sawit) -> FAME (biodiesel campuran) -> Produk akhir (campuran biodiesel, dicampur dengan solar dari fosil) |
(Sumber gambar: Proforest, 2011)
Untuk menjadikan biodiesel layak untuk pasar Uni Eropa, minyak sawit (CPO dan PKO) diangkut ke suatu penyulingan di mana minyak sawit itu akan diproses (melalui sebuah proses yang disebut transesterifikasi) menjadi metil ester minyak sawit (Palm Methyl Ester, PME). Ini terjadi baik di Eropa, dengan menggunakan minyak sawit impor, ataupun di Asia Tenggara. PME itu kemudian dicampur dengan produk-produk serupa yang terbuat dari minyak lainnya (misalnya biji rapa dan kedelai). Di titik ini, produk campuran tersebut dinamakan FAME (Fatty Acid Methyl Ester, metil ester asam lemak). FAME dicampur dengan solar berbahan bakar fosil di suatu penyulingan minyak untuk membuat produk akhir. Di Inggris, FAME mencapai hingga 7% dari bahan bakar akhir (sebagaimana dilaporkan pada 2011).
PME dibuat baik di Indonesia maupun di Eropa, sedangkan FAME dan produk akhirnya (biodiesel dan campuran solar dari fosil) kebanyakan dicampur di Eropa.
Di Inggris campuran biodiesel tersebut didistribusikan melalui pipa-pipa bawah tanah dari penyulingan di pesisir ke terminal-terminal di daerah Midlands (Inggris tengah). Ada juga jaringan terminal pesisir yang terpisah yang mendistribusikan bahan bakar. Campuran biodiesel itu kemudian diangkut dari berbagai terminal atau depo ini ke stasiun pengisian bahan bakar dan para konsumen sektor swasta dan publik.
Dari kilang ke stasiun pembangkit listrik: produk minyak sawit untuk membangkitkan listrik
Minyak sawit (CPO dan PKO) serta bungkil inti sawit (PKM) dapat digunakan sebagai bahan baku untuk stasiun pembangkit listrik secara langsung, yakni dengan dikapalkan secara langsung ke Eropa dan diangkut ke stasiun pembangkit listrik yang membutuhkannya. Minyak sawit diistilahkan sebagai cairan hayati, sedangkan PKM dinamakan biomassa padat.
Minyak sawit juga diproses menjadi produk-produk lain, termasuk Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), stearin dan olein di penyulingan-penyulingan di Eropa sebelum didistribusikan untuk dipakai di stasiun pembangkit listrik.
PKM -> langsung ke stasiun pembangkit daya dan digunakan untuk pembangkit energi dan pembakaran-bersama dengan batu bara (membakar batubara dan PKM/PKE bersama-sama). CPO -> pembangkitan energi CPO & PKO -> Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) -> pembangkitan energi (pembakaran-bersama dengan bahan bakar lainnya) (potensi) Biodiesel juga dapat digunakan untuk membangkitkan listrik. NB: Dalam laporan Proforest tahun 2011 disebutkan bahwa proses-proses tersebut dicatat sebagai ‘dalam penggunaan’ atau ‘berpotensi digunakan’. |
(Sumber gambar: Proforest 2011)